Salah satu kesalahan dari General Eisenhower dalam operasi Overlord menuju kekalahan German sejak tanggal 6 Juni 1944, adalah tidak memiliki 1 prong atau satu fokus kekuatan menuju ke Berlin. Sejak awal ia harus baby-sitting terhadap Gen. Montgomery dan Gen. Patton yang menguasai group Army north dan group Army south.
Hal ini berbeda dengan German, dimana Hitler merupakan panglima penguasa tunggal. Alhasil, sampai Belgia, Sekutu harus kehabisan supply karena logistik mereka menjadi over-stretched untuk 2 bala tentara tersebut.
Pada tanggal 16 Desember, Hitler memanfaatkan kelemahan tersebut dan mengambil inisiatif dengan melancarkan Operasi "Watch on the Rhein" dimana 13 Divisi tentara Jerman dengan 200.000 orang menyerbu pasukan sekutu (dibawah Montgomery dan Omar Bradley) yang hanya memiliki 83.000 orang. Walaupun mayoritas pasukan Jerman tersebut diambil dari pasukan yang masih muda belia ataupun sudah senior (karena sebagian besar masih tertahan di front timur, Rusia), tetapi tetap saja dengan fire power yang besar dan kekuatan yang terkonsentrasikan, mereka sanggup membuat kocar-kacir pasukan sekutu.
Hal ini berbeda dengan German, dimana Hitler merupakan panglima penguasa tunggal. Alhasil, sampai Belgia, Sekutu harus kehabisan supply karena logistik mereka menjadi over-stretched untuk 2 bala tentara tersebut.
Pada tanggal 16 Desember, Hitler memanfaatkan kelemahan tersebut dan mengambil inisiatif dengan melancarkan Operasi "Watch on the Rhein" dimana 13 Divisi tentara Jerman dengan 200.000 orang menyerbu pasukan sekutu (dibawah Montgomery dan Omar Bradley) yang hanya memiliki 83.000 orang. Walaupun mayoritas pasukan Jerman tersebut diambil dari pasukan yang masih muda belia ataupun sudah senior (karena sebagian besar masih tertahan di front timur, Rusia), tetapi tetap saja dengan fire power yang besar dan kekuatan yang terkonsentrasikan, mereka sanggup membuat kocar-kacir pasukan sekutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar